Supply Chain Management Kolaborasi – Kolaborasi rantai pasok adalah hubungan rantai pasok jangka panjang dimana para pelaku di dalamnya melakukan hubungan kerja, berbagi informasi dan bersama-sama melakukan perencanaan, memodifikasi praktis bisnis untuk bisa meningkatkan kinerja bersama. Rantai pasok tidak hanya berhubungan dengan inventory saja namun melibatkan semua pihak yang terhubung dengan rantai pasok dari hulu sampai dengan hilir. Rantai pasok ini juga berhubungan dengan transportasi dan distribusi sampai ke pelanggan.
Tujuan dari Supply Chain Management Kolaborasi adalah membawa individu, organisasi dan masyarakat itu sendiri bersama-sama secara sistematis mendukung pemecahan masalah yang ada dan muncul sehingga tidak diselesaikan dengan satu kelompok saja. Kolaborasi ini memiliki fokus pada kapasitas peningkatan dan juga efisiensi komunikasi sekaligus meningkatkan hasil.
Meski terlihat mudah nyatanya menyelenggarakan SCM kolaborasi ini tidak semudah yang dibayangkan. Banyaknya pihak yang terlibat dalam SCM tersebut membuat prosesnya tidak selancar dan sesukses yang diharapkan. Ada beberapa tantangan dalam SCM kolaborasi yang harus bisa diatasi seperti berikut ini:
Tantangan Supply Chain Management Kolaborasi pertama adalah ketidaksepahaman. Banyaknya pihak terlibat membuat visi dan misi ini sering tidak sejalan dan tidak sepemahaman. Oleh sebab itu sangat penting sekali untuk menciptakan kesepahaman dalam jaringan rantai pasokan tersebut.
Tantangan yang ada di SCM kolaborasi selanjutnya adalah adanya rantai pasokan yang kompleks. Semakin banyak pihak yang terlibat dengan rantai pasokan tersebut maka semakin kompleks proses rantai pasokan yang harus dijalani tersebut. Banyak pihak yang terlibat tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Perbedaan bahasa, zona waktu dan juga budaya antar perusahaan ini untuk menciptakan tantangan dalam SCM tersebut.
Supply Chain Management Kolaborasi ini memiliki tantangan berupa ketidakpastian. Jika Anda tidak mengaplikasikan sistem terintegrasi Anda akan kesulitan dalam menghadapi ketidakpastian permintaan, ketidakpastian pasokan seperti lead time pengiriman, harga dan juga kualitas bahan baku, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja tantangan SCM ini berupa ketidakpastian internal seperti kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, dan juga ketidakpastian dari kualitas produksi.
Masalah yang sering dialami oleh SCM kolaborasi adalah akuntabilitas yang lemah. Gangguan rantai pasokan tersebut tidak bisa ditangani oleh staf level operasional sampai dengan level pengadaan. Lemahnya akuntabilitas tersebut membuat bingung siapa yang bertanggung jawab terhadap masalah dan gangguan tersebut. Selain itu membuat bingung cara seperti apa yang harus digunakan untuk memulihkan supply chain tersebut.
Misalnya saja adalah perusahaan memutuskan hubungan kerja sama dengan mitra bisnisnya namun sayang saat mitra mengetahui bukannya memperbaiki justru menyalahkan orang lain dan tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang telah terjadi.
Baca Juga: Perkembangan dan Dampak Supply Chain Management atau SCM 4.0 di Indonesia
Untuk menjawab tantangan dalam rantai pasokan tersebut Anda bisa meningkatkan rantai pasokan dengan melakukan beberapa tips di bawah ini:
Untuk meningkatkan SCM kolaborasi di perusahaan Anda adalah dengan mengintegrasikan dan juga mengotomatiskan order dimana hal ini menjadi hal wajib dalam perusahaan Anda. Integrasi dan otomatisasi ini berkaitan dengan tren teknologi terkini. Untuk integrasi tersebut Anda bisa menggunakan ERP dan menempatkan order secara otomatis.
Untuk membuat SCM kolaborasi berjalan maksimal dan sesuai dengan rencana bisa melakukan tracking inventory dimana Anda bisa mengurutkan, menyortir dan juga mengklasifikasikan produk dengan mudah.
Anda bisa berkonsultasi dengan SOLTIUS untuk menghasilkan rantai pasokan yang lancar dan sesuai dengan ekspektasi perusahaan Anda. Kami menjadi perusahaan konsultan dan penyedia IT terbaik di Indonesia. Dengan solusi terintegrasi dari kami perusahaan Anda bisa melakukan Supply Chain Management Kolaborasi terbaik.
Baca Juga: Dampak SCM 4.0 bagi Bisnis dan Strategi Jitu Untuk Menghadapinya